Cacing Penyebab Burung Beringus Mata Berair

Diposting oleh Ali Sodikin | Label: | Posted On Senin, 05 Desember 2011 at 14.21

Cacing Penyebab Burung Beringus Mata Berair
Sering kali kita menemui burung  bersin, beringus dan matanya berair. Hal itu dikarenakan adanya gangguan pada saluran pernafasan. Cacing, ternyata bisa menjadi penyebab gejala tersebut.

 mari kita amati sejumlah jenis cacing yang biasa mengganggu kesehatan burung. Yang paling banyak dijumpai adalah cacing tenggorokan (Syngamus trachea), cacing rambut (Capillaria sp.), cacing gelang (Ascaridia sp.), dan cacing pita

Cacing tenggorokan

Gejala: Burung tampak batuk-batuk, bersin, dan menggoyang-goyangkan kepala sambil menghilangkan lendir yang keluar dari lubang hidungnya.

Penyebab: Penyakit ini disebabkan parasit cacing tenggorokan. Cacing ini hidup di daerah tenggorokan yang dapat menyumbat saluran pernapasan sehingga dapat menyebabkan kematian.

2) Cacing rambut

Gejala: Tidak ada gejala yang khas. Gejala yang tampak hanyalah burung menderita diare. Namun, jika seekor burung terkena maka akan menjalar dengan cepat kepada seluruh penghuni sangkar tersebut sampai akhir-nya dapat mematikan seluruh isi sangkar tersebut.

Penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh serangan cacing rambut. Infeksi cacing dapat melalui pakan, minuman, dan tanah yang tercemar oleh telur cacing. Di dalam tubuh inang, cacing hidup pada selaput mukosa usus yang menyerap sari makan melalui darah burung yang dihisapnya.

3) Cacing gelang

Gejala: Serangan cacing ini tidak menimbulkan gejala yang khas. Akibat serangan cacing ini dapat menimbulkan penyakit kurang darah (anemia) dan keracunannya pada burung inang oleh ekskresi buangan dari parasit. Demikian juga kebiasaan cacing ini menggerombol pada satu tempat dapat menyebabkan tersumbatnya usus sehingga berakibat burung inang mati.

Penyebab: Cacing gelang menjadi penyebab sakitnya burung-burung dari suku paruh bengkok, merpati, dan unggas.

Tanah yang terinfeksi cacing dapat dikeduk bagian atasnya kemudian diberikan kapur pertanian serta disemprot dengan larutan desinfektan, seperti FreshAves.

4) Cacing pita

Gejala: Cestodiosis dapat disebabkan oleh berbagai jenis cacing pita, seperti Davainea proglottina, Raillietina sp., Amoebotaenia sphenoides, dan Choanotaenia infundibulum. Gejala umum yang tampak pada burung yang terserang cestodiosis adalah lesu, pucat, kurus, anoreksia (tidak mau makan), sedikit diare. Cestodiosis davainea dapat menye-babkan burung tampak selalu membuka paruhnya seperti kehausan, sedangkan cestodiosis raillietina dapat menyebabkan bulu burung men-jadi kasar.

Penyebab penyakit ini adalah cacing pita. Cacing pita yang terpendek adalah Davainea proglottina (0,5 mm—3 mm) dan yang terpanjang adalah Raillietina tetragona dan R. echinobothrida (25 cm).

Selain pengobatan terhadap cacing, upaya pencegahan juga perlu dilakukan. Hewan perantaranya yaitu lalat dan siput darat perlu dibasmi. Hewan ini dapat menularkan telur-telur cacing yang dimakan pada inangnya, yaitu unggas dan burung.


Peta Penyakit Burung, Gejala, Penyebab dan Pengendaliannya
(Ini saya ambilkan dari web saya. Versi aseli dalam bentuk tabel. Semoga bermanfaat)

Penyakit karena kekurangan vitamin:

1. Avitaminosis A
Gejala: Pertumbuhan terhambat, rabun senja, mata menjadi sakit (xeropthalmia), kulit dan bulu menjadi kasar, gangguan reproduksi, persendian membengkak dan kaku. Jika kondisi parah akan timbul kebutaan
Penyebab: Kekurangan vitamin A
Pengendalian: Beri Vitamin A (makanan atau olahan pakan dari rumput hijau, jagung kuning, tepung lembaga jagung, tepung daun kacang-kacangan, susu, minyak ikan, tepung hati dan karoten)

2. Polyneuritis
Gejala: Nafsu makan hilang; tubuh kurus, otot lemah, terjadi degenerative syarat tubuh, dan kelumpuhan.
Penyebab: Kekurangan tiamin (Vitamin B1).
Pengendalian: Beri vitamin B1 (Sumber Vit B1:pakan olahan lain dari bekatul, biji-bijian sereal dan hijauan atau sayuran. Burung kena polyneuritis jangan diberi pakan mengandung thiaminase, seperti ikan mentah)

3. Paralysis
Gejala: Tumbuh lambat, terjadi sindrome curled toe paralysis (anak burung berjalan pada persendian tarsonuta tarsus dan jari-jarinya melekuk ke dalam), kelumpuhan kaki dan daya tetas telur menurun.
Penyebab: Kekurangan riboflavin (vitamin B2).
Pengendalian: Berikan Vitamin B2 (Sumber Vitamin B2 adalah pakan atau bahan olahan lain dari hijauan, sayuran, ragi atau jamur, kotoran unggas yang sudah mengalami proses proses pengeringan dengan baik, susu dan hati).

4. Avitaminosis B5
Gejala: Bulu rontok, pertumbuhan lambat, kulit bersisik dan daya tetas telur turun.
Penyebab: Kekurangan vitamin B5 (asam pantotenat).
Pengendalian: Berikan Vitamin B5 (Sumber vitamin B5: pakan atau olahan lain dari biji-biji sereal, hijauan atau sayuran, tepung hati, tepung kacang, ragi, tepung terigu, tepung kedelai dan jagung).

5. Dermatitis
Gejala: Pertumbuhan lambat, ada kutil di jari-jari dan kaki, gemetaran, gerakan badan tak terkoordinasi.
Penyebab: Kekurangan B6 atau piridoksin.
Pengendalian: Berikan Vitamin B6 (Sumber tepung ragi, tepung hati, hijauan, biji-bijian sereal, tetes gula tebu, tepung terigu, menir dan susu).

6. Avitaminosis B12
Gejala: Pertumbuhan lambat, pertumbuhan bulu jelek, daya tetas telur rendah.
Penyebab: Kekurangan vitamin B12
Pengendalian: Berikan vitamin B12 (Sumber vitamin B12 adalah makanan atau barang olahan lain dari faeses yang dikeringkan, kuning telur, tepung ikan, whey (hasil sampingan keju), tepung kedelai, makanan lain yang sudah mengalami fermentasi zat renik seperti ragi)

7. Avitaminosis C
Gejala: Selaput lender mulut membengkak, berdarah dan luka-luka; tulang lemah; kapiler darah mudah pecah
Penyebab: Kekurangan Vit C
Pengendalian: Berikan Vitamin C (Sumber buah-buahan, sayuran dan hijauan)

8. Rachitis
Gejala: Tumbuh lambat; tulang kaki dan dada membengkak; paruh lunak dan kulit telur tipis
Penyebab: Kekurangan vitamin D
Pengendalian: Berikan vitamin D (Sumber makanan atau bahan lain seperti susu). Disertai pula penjemuran di pagi hari antara pukul 08.00 sampai 09.00.

8. Perosis (Avitaminosis E)
Gejala: Tumbuh lambat; kegagalan reproduksi; gangguan jantung; tidak bias berjalan atau berdiri secara normal; lumpuh; alami enchephalomalica: penyakit dari otak yang menyebabkan burung berputar-putar ke belakang atau lari ke belakang, ke samping, atau berjungkir balik
Penyebab: Kekurangan Tokoferol (Vitamin E)
Pengendalian: Berikan vitamin E (Sumber vitamin E kacang-kacangan, bungkil, taoge, kuning telur dan hijauan serta sayur-sayuran).

9. Hemorraghi
Gejala: Mudah terluka, alami pendarahan; pembuluh kapiler mudfah rusak dan/ atau pecah
Penyebab: Kurang vitamin K
Pengendalian: Berikan Vitamin K (Sumber seperti sayuran warna hijau dan tepung ikan)

Penyakit karena defisiensi mineral
1. Demineralisasi tulang
Gejala: Kelainan tulang; pembesaran persendian; kelumpuhan dan pelunakan tulang tua.
Penyebab: Kekurangan Ca (Kalsium)
Pengendalian: Berikan Kalsium (Sumber Kalsium adalah tulang ikan, kulit kerang dan daun tanaman legume)

2. Kekurangan P
Gejala: Timbul rachitis dan osteomalacia; pica atau kelainan nafsu makan, suka makan tanah, tulang atau kayu; kelemahan otot dan kekuan persendian
Penyebab: Kekurangan P (phosphor)
Pengendalian: Berikan phosphor (Sumber phosphor makanan biji-bijian, tepung ikan, tepung tulang dan bungkil)

3. Tetany (Kekurangan Mg)
Gejala: Kejang-kejang; sempoyongan
Penyebab: Kekurangan Mg (Magnesium)
Pengendalian: Berikan Magnesium (Sumber Mg antara lain bekatul, dedak gandum. Jika sudah akut bisa diberikan injeksi Mg-laktat subkutan)

4. Defisiensi K (Kalium)
Gejala: Tumbuh terganggu; lemah; mudah kena tetanus yang diikuti kematian
Penyebab: Kekurangan Kalium
Pengendalian: Berikan Kalium (Sumber sayur-sayuran).

5. Kekurangan NaCl (garam dapur)
Gejala: Penurunan berat badan akibat penurunan konsumsi makanan
Penuebab: Kekurangan garam dapur
Pengendalian: Memberikan garam dapur dalam bentuk batangan merupakan langkah tepat. Pemberian NaCl tidak lebih dari 2% dari total pakan.

Penyakit karena protozoa (yang umumnya terjadi pada burung)

- Koksidiosis/ berak darah
Gejala: Kotoran warna merah; diare berdarah yang berlanjut ke kematian
Penyebab: serangan Eimeria sp
Pengendalian: Jaga kebersihan kandang dan peralatan dengan penyemprotan rutin tiap bulan dengan obat antiparasit

Penyakit karena bakteri
- Pullorum/ berak kapur
Gejala: Kotoran putih seperti kapur
Penyebab: Bakteri Salmonella pullorum
Pengendalian: Jaga kebersihan kandang dan peralatan dengan penyemprotan rutin tiap bulan dengan obat anti parasit.

Penyakit karena virus
- Psittacosis
Gejala; naik; demam; nafsu makan turun; lesu lemah; muncul gejala kena flu, ingus keluar dan bersin-bersin.
Penyebab: Virus Miyagawanella psittaci
Pengendalian: Belum ada obatnya yang manjur; Jaga kebersihan kandang dan peralatan dengan penyemprotan rutin tiap bulan dengan desinfektan.

Penyakit karena jamur

-Aspergillosis (serang paru-paru dan kantung udara; disebut juga air sac infection atau mold penumonia)
Gejala: Sulit bernafas; lemah, lesu, nafsu makan turun; menjulurkan leher
Penyebab: Makanan dan tempat yang ditumbuhi aspergillus fumigatus
Pengendalian: Belum ada pengobatan yang manjur. Untuk mengurangi gejala sakit, gunakan penyemprot anti jamur. Hindari pakan berjamur; dan pastikan kandang bebas jamur dengan penyemprotan rutin antiseptik tiap bulan.

Penyakit karena parasit
1. Ektoparasit (parasit yang menyerang dari luar)
Gejala:
- Bulu rusak;- Burung gelisah
- Suka mematuki bulu sendiri- Kanibal sesamanya;
- Macet berkicau; -Berkicau tidak los suaranya
Penyebab: Bermacam jenis kutu dan tungau
Pengendalian: Diolesi obat sistemik pembunuh kutu yang tidak hanya berkeliaran di luar tetapi juga yang bersembunyi di lapisan kulit.
- Semprot dengan antiparasit dan kutu untuk membunuh kutu yang berkeliaran di luar; secara periodic bulanan

2. Endoparasit (serangan dari dalam)
Gejala: Lesu, nafsu makan turun, berat badan turun; bulu kusam’ bulu rontok belum waktunya
Penyebab: Sejumlah jenis cacing
Pengendalian: Dioles dengan obat antiparasit yang bekerja secara sistemik dan /atau diberi obat cacing; pemberian berkelanjutan dilakukan sebulan sekali

Cara Menjinakkan Burung

Diposting oleh Ali Sodikin | Label: | Posted On Sabtu, 03 Desember 2011 at 02.43

Cara Menjinakkan Burung
 Untuk menjinakkan burung sudah banyak CARA diberikan oleh para penghobi burung . Dalam proses wajar, burung bisa jinak dalam waktu relatif lama. Kalau mau agak cepet, kuncinyanya pada diri kita sendiri: sempat atau tidak. Kalau Anda sempat, lakukan hal-hal berikut ini.




Cara Menjinakkan Burung
 Jika anda memiliki burung yang terlalu liar, jangan justru anda tempatkan di tempat yang tersembunyi, karena anda takut burung akan menjadi panik. biasakanlah untuk menggantung sangkarnya di tempat yang agak rendah dan ramai, atau tempat yang sering dilalui orang berlalu-lalang, agar burung terbiasa dengan keramaian. Jika rumah anda berada di dekat jalan raya atau di perkampungan, biasakan menggantung burung kesayangan anda di halaman rumah ekat jalan. Namun hati-hati terhadap maling.
setelah burung mulai terbiasa dengan situasi tersebut, maka burung secara berangsur akan mulai terlihat jinak , dan setelah itu anda sudah bisa menggantang pada posisi dan ketinggian normal.

Cara Menjinakkan Burung Biasakan memandikan burung dengan cara dikaramba dengan waktu agak lama. Kalau dia nggak mau mandi sendiri, semprot pakai semprotan sampai basah kuyup. Nggak masalah dia kelabakan kesana-kemari saat disemprot. Benar-benar basah kuyup sampai menggigil kedinginan dan nggak kelabakan lagi. Biarkan dulu dia di karamba, sampai bulu agak kering. Tapi kalau Anda tergesa-gesa mau pergi, masukkan langsung ke sangkar juga nggak apa-apa, dan gantung di tempatnya. Kalau sempat, lakukan “pemandian” itu pagi dan sore hari.

Kosongkan tempat pakan menjelang malam. Biarkan pada pagi hari dia kelaparan. Dalam kondisi itu, sorongkan jangkrik dengan lidi di tangan kita. Kalau dia nggak mau mematuk jangkrik, tarik lagi. Lima atau sepuluh menit lagi kita lakukan hal sama. Kalau masih nggak mau, tunda lagi. Begitu seterusnya, sampai sekitar pukul 10.00. Kalau sampai jam itu belum mau juga, tinggalkan jangkrik di tempat pakan biar dimakan. Setelah dia makan satu jangkrik, sorongkan pakai lidi satu jangkrik lagi. Kita goda dia beberapa saat mau mendekat atau tidak. Begitu jangkrik disambar, kita coba lagi, sampai burung agak kenyang. Setelah itu tempat pakan kita isi dengan kroto (untuk murai dan kacer) satu sendok teh saja. Siang hari, kita coba-coba lagi memberi jangkrik dengan lidi, dan begitu pula sore hari. Setelah terbiasa dengan lidi, coba langsung diangsurkan dengan tangan. Proses ini kuncinya adalah membuat burung kelaparan dan merasa tergantung pada manusia dan “terpaksa” harus berani kepada manusia. Karena kuncinya membuat burung lapar, senantiasa kosongkan wadah pakan dan hanya beri secukupnya ketika sudah dilatih makan jangkrik yang kita tusuk lidi/langsung dari tangan kita.

Dunia Burung Kenari

Diposting oleh Ali Sodikin | Label: | Posted On Jumat, 02 Desember 2011 at 14.39

Dunia Burung Kenari
Di abad ini berternak kenari menjadi sangat popular di hampir seluruh negara Eropa dan seiring dengan berkembangnya kelompok kenari warna dan postur. Jenis pertama yang dikenal adalah kenari Saxon yang telah ada sejak abad ke-18 dan mungkin adalah cikal bakal Belgian Waterslager dan German Hartz Roller. Di evolusi terakhir dan hampir mencapai titik puncak, suara kenari sangat rendah dan kaya akan lagu roll (continuous). Kenari Saxon dan German Hartz Roller dengan cepat menyebar ke seluruh belahan dunia dan dikawin-silangkan dengan setiap jenis kenari lokal pada perkembangannya, hal ini menjelaskan mengapa kenari warna dan postur biasanya bernyanyi dengan variasi lagu yang dalam dan dengan banyak variasi roll, seperti nyanyian kenari liar. Di Spanyol terjadi hal yang sama dan leluhur kenari lokal di sana dikawin-silangkan dengan kenari Saxon selama abad ke-19 dan juga dengan German Hartz Roller di awal abad ke-20.
Pada waktu yang sama dimulailah sebuah proses panjang yang sulit untuk membuat kembali standar Timbrado, sehingga lagu floreado yang ‘baru’ juga ikut menjadi bagiannya dan, akhirnya, pakem 2002 diresmikan dengan menyimpulkan bahwa lagu Timbrado memiliki variasi setengah lamban (disebut discontinous dan semidiscontinous), hal ini membuktikan bahwa nyanyian Timbrado tidak terbatas, lebih baik dan variatif, terutama dengan irama lagu yang dibawakan dalam discontinuous. Pakem akan berubah seiring dengan kemajuan floreado dari waktu ke waktu terutama dengan berkembangnya burung ini ke seluruh belahan dunia dimana saat ini lebih dari 50% dari kenari ini adalah floreado dengan sedikit mempunyai variasi timbre dan roll; classic tidak lebih dari 20% dan menurun secara cepat. Sisanya berada di Eropa dan Amerika Selatan menunjukkan adanya kenaikan para pecinta burung ini yang mencoba menaikkan kualitas flourish dan variasi discontinuous lain dari nyanyian Spanish Timbrado, menyadari bahwa tidak ada jalan lain untuk berbuat seperti itu selain membuang setiap variasi discontinuous.

Nyanyian discontinuous (floreado) bukan hanya fesyen. Hal ini adalah cara asli kenari liar bernyanyi dimana kenari liar yang dipelihara akhirnya punah dan dikawin-silangkan dengan tidak benar. Jadi kita sekarang berusaha untuk membenarkan galur murni tersebut dan menyelidiki dimana hal ini malah membuat kita mendapatkan kesulitan untuk mengetahui. Kenari Timbrado bertambah maju dari tahun ke tahun sehingga dapat dikatakan kita belum menyentuh batas akhir dan jika dapat bertambah maju lagi kemungkinan besar batas akhir itu akan semakin terlihat, namun dengan demikian proses tanpa akhir kelihatannya lebih dimungkinkan karena kreatifitas burung ini benar-banar menakjubkan.
Hal pertama yang kita dengar ketika seekor burung meniupkan udara dari paru-parunya melalui pita suara adalah sebuah gabungan dari suara, diproduksi dengan getaran di membrane pita suara yang dengan sempurna disalin dan disuguhkan dalam sebuah lagu dengan variasi lagu dan not yang berbeda, bila diartikan dalam musik kita. Mereka menciptakan sebuah melodi sewaktu bernyanyi, menciptakan musik oleh karena kenyataannya suara tersebut terbuat dari tiga komponen dasar sebuah musik: irama, lagu dan kelarasan. Pada saat yang sama, kita dapat mengenal dan membedakan dengan jelas, dengan kesamaan suara, huruf vokal dan huruf konsonan yang membuat musik atau lagu yang berbeda yang disuarakan kenari sewaktu bernyanyi.

Ini adalah alasan yang kita anggap penting untuk melengkapi pengetahuan dari semua karakteristik yang menyertai suara sebagai bentuk fisik dan musik sebagai rangkaian suara. Komponen itu adalah komponen yang penting dari kenari penyanyi dan pengetahuan serta penggunaannya akan memberi kita pengertian yang lebih baik dalam penjelasan selanjutnya tentang lembar penilaian (score sheet) dan memberi kita pengetahuan yang lebih luas lagi dan membantu kita untuk menerangkan kepada orang lain.

Pertama kali yang harus dilakukan ketika kita akan melakukan proses penangkaran burung kenari adalah memilih calon indukan. Calon indukan inilah yang akan menentukan kualitas dari anakannya nanti. Apabila kualitas dari kedua indukannya tidak bagus maka anakan yang dihasilkannya pun tidak akan berbeda jauh dari indukannya.

Dalam memilih calon indukan sebaiknya pilihlah indukan Jantan yang memiliki beberapa kriteria seperti : Berbadan besar dan panjang, volume keras, irama yang dilantunkannya enak di dengar, memiliki variasi lagu, serta memiliki mental yang baik. Sementara untuk calon indukan betina carilah yang berbodi besar, panjang, volume keras, serta bermental baik. Lebih baik lagi apabila kualitas pejantan sudah terbukti di lapangan ini akan berpengaruh pada kualitas mental, lagu anakannya nanti.

Untuk menjodohkan sepasang kenari hal pertama yang perlu dilakukan adalah ; dekatkan kandang kenari betina dengan kenari jantan dalam beberapa hari. Atau bila kenari betina ketika didekatkan langsung menunjukkan sifat birahinya yaitu biasanya ditandai dengan ngriwik serta badannya sedikit turun (ngeper) maka kenari jantan bias langsung dimasukkan ke kandan kenari betina. Tetapi apabila kenari betina belum birahi maka harus ditunggu sampai benar-benar siap dan ini akan memakan waktu 2 – 3 hari paling cepat atau 1 – 2 minggu paling lama.

Bila keduanya sudah jodoh dan kenari jantan mau mengawini betina maka jarak 3 hari setelah kedua burung tersebut kawin, kenari betina akan segera bertelur. Persiapan yang harus dilakukan sebelum kenari betina bertelur adalah dengan menempatkan daun cemara angina yang sudah kering, bisa juga dengan sabuk kelapa pada kandang tersebut agar kenari betina segera menyusun sarang dan biasanya dibantu dengan kenari jantan. Namun agar mempermudah dalam proses pembuatan sarangnya harus kita bantu sedikit yaitu dengan menyediakan tempat sarang yang sudah banyak tersedia di kios-kios burung, atau dengan membuat sendiri kotak dari kardus atau tripleks. Pada kotak tersebut kita masukkan sedikit daun cemara kering atau sabuk kelapa agar kenari betina segera terpancing untuk membuat sarangnya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers